Buang cangkir kopi itu
Empaskan di dinding kamarmu
Biarkan hitam dan manisnya merayap
Menyelusup di pori-pori tembok nan terbuka
Kau punya cara baru ngopi
Langsung saja jilati dinding itu
Sudah basi menyesap kopi dari cangkirnya
Sudah basi!
Pecahan cangkir tancapkan di aliran darahmu
Biar sungai hidupmu terhalang sejenak
Membendung darah
Untuk mengairi sawah
Pahit kopi adalah semesta misteri
Manis gulanya adalah samudera dusta
Mereka adalah perkawinan yang banal
Melahirkan anak-anak gagasan yang kasar
Aku korbannya!
Maret 2017
Lalu Abdul Fatah