ATOMISME: MEMAKNAI HIDUP DALAM PERSPEKTIF ISLAM DAN FILSAFAT

Bagikan

Penulis :

Muhammad Ibnal Randhi

Kata “atom” telah banyak kita jumpai pada setiap ajaran agama dan ilmu pengetahuan yang kita pelajari semenjak menempuh bangku pendidikan. Sampai saat ini, kedua pandangan tersebut merupakan dualisme yang sulit untuk disatukan dan dipertemukan, karna science dan religion memiliki daerah teritorialnya masing-masing untuk memanifestasi apa yang telah di transendenkan selama berjuta-juta tahun silam. Islam sebagai agama yang dibawa oleh baginda Nabi Muhammad SAW telah memberikan implementasi besar bagi keberlangsungan hidup manusia. Hal tersebut dijelaskan dalam ayat Al-Qur’an yakni surat Al-A’laq ayat 1-5:

Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia. Yang mengajar (manusia) dengan kitab suci-Nya (Al-Qur’an). Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya”.

Ayat tersebut memaknai bahwasanya temuan-temuan yang di dapatkan sepanjang abad hidup manusia, telah ditemukan dalam Al-Qur’an dan diemanasikan dengan rinci pada setiap ayat-ayatnya. Berbanding terbalik dengan filsafat yang telah di kaji oleh filsuf-filsuf ulung dari era pra-Socrates tidak tersirat sedikitpun integrasi ayat-ayat Al-Qur’an dalam setiap tulisannya. Yang ada hanyalah kutipan-kutipan yang didasarkan pada data empirik dan observasi kejanggalan-kejanggalan alam sekitar.

KONSEPSI ATOM DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Awal mula filsuf-filsuf ulung menemukan partikel atom, gagasan mereka sebenarnya telah dicantumkan secara saintifik lebih dulu oleh creator multivers Allah SWT dalam Al-Qur’an yakni pada surah Al-Zalzalah ayat 7-8:

Artinya: “Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.

Konsepsi atom juga dijelaskan dalam Al-Qur’an Surah An-nisa ayat 40:

Artinya: “Sungguh Allah tidak akan menzalimi seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan (sekecil zarrah), niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan pahala yang besar dari sisi-Nya.

Dari surah-surah tersebut terdapat kata Zarrah yang menginterpretasikan partikel atom yang begitu halus dan titik dimana bentuk akhir dari sebuah materi. Lalu dalam ayat ini disebutkan pula kata “seberat zarrah” yang maknanya bahwa atom-atom juga memiliki massa, ukuran, dan wujud begitu kecil yang mampu dilihat menggunakan alat tertentu.

KONSEPSI ATOM DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT

Berawal dari rasa keingintahuan manusia yang begitu tinggi mengenai asal mula adanya alam semesta, membuat orang-orang yang hidup sebelum zaman pra-Socrates mulai berspekulasi bahwasanya dunia ini tercipta dari kumpulan atom yang bergerak dalam ruang kosong kemudian menyatu dan saling terikat satu sama lain membentuk matearil kompleks yang kita lihat saat ini. Dari beberapa studi literatur dikemukakan tokoh pertama yang memperkenalkan teori atom pada era yunani kuno ialah Demokritus.

Demokritus merupakan tokoh pribumi berasal dari Abdera di Thrace kota bagian Yunani utara. Ia hidup pada tahun 460 SM atau pada era pra-Socrates dan tinggal bersama ayahnya di gubuk kecil. Ia dikenal dengan filsuf yang ulung oleh masyarakat Thrace karna wawasan, kecermatan dan ketepatannya dalam berpikir logis. Ia memiliki guru bernama Leukippos dan bersama membangun sebuah aliran filsafat pluralistik. Dimana aliran ini menyakini segala yang ada di alam atau kosmos tidak tersusun atas 1 unsur saja seperti yang di katakan oleh Thales. Melainkan tersusun atas begitu banyak unsur yang sangat kecil dan halus.

Dalam analogiknya dunia ini seperti balok-balok lego yang sangat banyak dan begitu kecil yang bergerak dalam suatu rungan kosong yang didalamnya hanya ada kebebasan tak berujung pada suatu masa. Lalu lego-lego itu menyatu membentuk sebuah materi yang sesuai dengan keinginan-Nya, sampai materi tersebut terurai kembali dan menciptakan materi baru dari hasil uraian materi sebelumnya, itulah atom. Atom merupakan gagasan utama dari pemikiran demokritus dan gurunya. Ketika terdapat suatu benda, lalu benda tersebut terjadi pembelahan atau pembagian, maka pembagian tersebut akan sampai pada suatu titik dimana titik tersebut tidak akan mampu terbelah atau dibagi-bagi lagi. Simposium itu melahirkan dogma baru di kalangan masyarakat yunani kuno yakni berdirinya kaum atomisme pada era pra-Socrates.

Atomisme digdayanya berasal dari bahasa yunani kuno  Atomos yang dipecah menjadi 2 kata yaitu A (tidak) serta Tomos (Dibagi). Sehingga atomos ditafsirkan sebagai sebuah unsur yang tak dapat terurai atau tidak dapat dibagi-bagi. Maka dari itu Demokritus menyakini tidak ada sesuatu yang terjadi secara kebetulan dan tidak ada sesuatu yang muncul secara tiba-tiba. Semua itu terjadi karna suatu determinis yang akan menjadi peristiwa dimasa depan. Seperti layaknya kehidupan yang kita jalani saat ini, jika diri kita yang dulu tidak ada, maka diri kita yang sekarang tidak mungkin akan ada. Dan jika masa lalu tidak ada, maka tidak akan ada yang namanya masa depan. Semua ini telah tersusun dalam satu garis linier yang terstruktur dan sistematis.

Koherensinya dengan atom, dalam aksiomanya setiap proses pengetahuan manusia terhadap sesuatu yang ada diluar dirinya disebabkan karna unsur-unsur atom yang ada pada manusia terdapat juga pada benda atau materi yang ada di luar diri manusia dan unsur-unsur tersebut saling berhubungan satu sama lain. Konsepnya sama seperti teori ide Plato, kita mengetahui bahwa api itu panas karna hakekatnya dalam tubuh manusia juga terdapat unsur api yang menghasilkan aura panas pada tubuh. Kita bisa merasakan jatuh cinta pada seseorang, itu karna rasa cinta itu juga terdapat pada seseorang yang kita cintai. Melalui konsep atom, kita dapat mengetahui tidak ada yang terjadi tanpa sebab ataupun kebetulan dalam kehidupan yang kita jalani, semua terjadi atas kehendak Allah SWT. Teruslah berjalan untuk menciptakan kebahagiaan, karna kebahagiaan tidak tinggal dalam sebuah materi. Melainkan kebahagiaan berada pada jiwa manusia, dan materi hanyalah manifestasi dari kebahagiaan jiwa itu sendiri.

Profil Penulis :

Muhammad Ibnal Randhi,

Pemuda yang akrab dipanggil Ibnal, ia bearasal dari Selagalas. Jika ingin lebih mengenal Ibnal, silakan berkunjung ke akun Instagramnya di @ibnalrnd_
Scroll to Top